Esaunggul.ac.id, Jakarta Barat, Stress menjadi salah satu masalah yang sering dihadapi oleh banyak orang, tua-muda, perempuan-laki-laki, kaya-miskin, semua akan mengalami masalah hingga memunculkan stress. Apalagi pada masa kini stress pun dipengaruhi oleh berbagai perubahan dalam hidup yang sangat cepat terjadi akibat pengaruh teknologi moderen yang makin berkembang maju.
Makanan yang tidak lagi alami diolah secara cepat saji, ketidakstabilan ekonomi dan politik, perubahan hidup berkeluarga yang makin kecil dan individual, serta berbagai macam bencana yang dahsyat menimbulkan kekuatiran dan ketakutan yang tidak sedikit. Makin banyak orang mengalami stres ringan sampai berat, oleh karena itu sangat penting untuk lebih mengetahui tentang stress dan teknik-teknik sederhana untuk mengatasinya.
Menyikapi hal tersebut Esa Unggul mengadakan seminar Brain Gym yang mengambil tema Manajemen Stres dengan Gerakan Brain Gym. Dalam seminar yang digelar di Ballroom Aula Kemala teresebut menghadirkan pembicara yakni Elisabeth Demuth yang merupakan Ahli Kinesiologi berkebangsaan Switzerland yang berdomisili di Tomohon, Manado.
Dalam seminar Brain Gym tersebut Elisabeth menerangkan terkait fase-fase stress yang dialami oleh banyak orang. Fase-fase stres tersebut terbagi empat tahap yakni Fase Siaga, fase reaksi, fase dikuasai dan terakhir fase pemulihan.
“Fase sterss itu terdapat empat tahap yakni pertama Fase siaga yaitu saat kita breaksi refleks dengan mengeluarkan hormon stress, fase kedua yakni fase reaksi kelanjutan dari Fase siaga tadi, tubuh kita mulai bereaksi dengan melakukan perlawanan seperti memukul atau melarikan diri,”ujar Elizabeth di Ballroom Aula Kemala, Rabu (15/11/2017).
Wanita yang aktif sebagai Kinesiologi di Yayasan Kinesiologi Indonesia ini pun melanjutkan fase selanjutnya yakni fase dikuasai, tubuh akan berusahan mengurangi hormon stres, bila fase dikuasai memberat, seseorang akan kehilangan kesadaran. Fase terakhir yakni fase pemulihan, pada fase terakhir ini dari stress yang telah dialami oleh seseorang, tubuh kembali pada fungsi yang normal karena telah mengurangi hormon stress.
Untuk itu melalui teknik-teknik Brain Gym, Elisabeth melanjutkan Brain Gym mampu mengurangi stress dan menghilangkan penyakit yang diakibatkan pasca stress. Teknik yang ditawarkan dalam Brain seperti PACE. PACE merupakan kepanjangan dari Positif, Aktif, Clear dan Energetis.
“Salah satu teknik yang terdapat di Brain Gym yakni PACE, PACE merupakan tahapan untuk mencegah terjadinya ketegangan dan stres. Langkahnya di mulai dari Energetic yakni meminum air putih di waktu pagi hari, Clear atau Saklar otak dengan meminjat satu tangan di bawah tulang selangkangan tepat dilekukan kiri dan kanan dari tulang dada,” ujarnya.
Selanjutnya Aktif atau gerakan silang yakni tangan atau siku kanan menyentuh lutut kiri (tangan kiri relaks di samping badan) kemudian tangan kiri mmenyentuh lutut kanan, sambil tangan kanan relaks. dan yang terkahir yakni Positif atau Kait Rileks. Ini dilakukan dengan menyilangkan kaki kiri diatas kaki kanan dan tangan kiri di atas tangan kanan di depan dada. Lidah menyentuh langit-langit mulut dan bernafas.
“Jadi saya berharap nantinya salah satu langkah Brain Gym yang saya sampaikan dalam seminar ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari terutama langkah PACE yang dikemukakan tadi,” tutupnya.
Seminar Nasional Brain Gym II yang diselenggarakan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk para mahasiswa dan dosen serta masyarakat umum yang tertarik untuk melakukan manajemen stress melalui Brain Gym.