Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Esa Unggul sukses menyelenggarakan rangkaian kegiatan inspiratif yang meliputi Seminar Hardiknas, Kuliah Umum, dan Lomba Essay. Mengangkat tema “Menggabungkan Nilai-Nilai Ki Hajar Dewantara dan Semangat Kartini untuk Pendidikan yang Merata melalui Pembelajaran Mendalam”, kegiatan ini menjadi refleksi penting terhadap arah kebijakan Kemendikdasmen dan Kemendiktiristek dalam mendorong deep learning sebagai paradigma baru pendidikan nasional.
Dalam sambutannya, Dekan FKIP UEU, Dr. Harlinda Syofyan, M.Pd., menegaskan bahwa kegiatan ini dirancang untuk memberi semangat baru bagi para mahasiswa agar terus terlibat aktif dalam memahami dan mengikuti dinamika kebijakan pendidikan nasional. “Mahasiswa harus mampu membaca arah kebijakan seperti merdeka belajar dan pembelajaran mendalam yang kini menjadi fokus utama pemerintah, serta mengintegrasikannya dengan nilai-nilai luhur para tokoh pendidikan bangsa,” ujarnya.
Kepala Pusat Studi FKIP UEU, Albert Supriyanto Manurung, M.Pd., turut menambahkan bahwa momen ini menjadi titik balik penting untuk menumbuhkan semangat belajar di kalangan mahasiswa. “Kegiatan ini bukan hanya seremonial, tetapi menjadi momentum kebangkitan semangat intelektual dan sosial mahasiswa FKIP untuk menjadi agen perubahan pendidikan di masyarakat,” tegasnya.
Dalam sesi kuliah umum, Yanuar Dwi Prastyo, S.Pd.I., M.A., Ph.D., menjelaskan bahwa pendekatan deep learning (pembelajaran mendalam) sangat relevan dengan tantangan pendidikan saat ini. Ia menekankan pentingnya proses pembelajaran yang tidak hanya berorientasi pada hasil, tetapi juga mengembangkan pemahaman konseptual dan kesadaran kritis peserta didik.
Sementara itu, narasumber kedua, Abimanyu Hadi Sukoro, M.Pd., Gr., memaparkan bahwa perpaduan pemikiran Ki Hajar Dewantara dan R.A. Kartini mampu memberikan kerangka filosofis yang kuat bagi pendidikan yang inklusif dan merata. “Ki Hajar berbicara tentang pembebasan dan pembelajaran yang memerdekakan, sedangkan Kartini meletakkan dasar keadilan dan kesetaraan dalam pendidikan. Keduanya adalah fondasi penting bagi pengembangan sistem pendidikan nasional,” terangnya.
Kegiatan ini ditutup dengan pengumuman pemenang lomba essay mahasiswa FKIP yang mengangkat ide-ide inovatif untuk mewujudkan pemerataan pendidikan di era digital. Dengan antusiasme tinggi dari seluruh peserta, kegiatan ini membuktikan bahwa semangat Ki Hajar dan Kartini tetap relevan dalam mendorong transformasi pendidikan Indonesia yang lebih adil, merata, dan bermakna.