Esaunggul.ac.id, Pada tanggal 13, 15 dan 17 November 2023, tim dosen dan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Esa Unggul menyelenggarakan program pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan pengembangan aktivitas icebreaking di SMPN 229 Jakarta. Partisipan dari pelatihan ini adalah seluruh guru-guru SMPN 229.

Pelatihan ini dilakukan berdasarkan kebutuhan guru-guru dalam mengembangkan aktivitas icebreaking yang akan diterapkan di kelas mereka masing-masing. Aktivitas icebreaking memberikan banyak manfaat. Pertama, aktivitas icebreaking dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sebelum kegiatan inti dilakukan dalam proses pembelajaran. Vitello, dkk. (2019) mengungkapkan bahwa icebreaking seringkali dijadikan sebagai salah satu cara agar siswa dan guru dapat saling mengenal sebelum memulai kegiatan inti dalam pembelajaran. Selain itu, Fitria (2023) mengatakan bahwa aktivitas icebreaking dapat membantu memecah kejenuhan dan menyegarkan siswa karena siswa SMP sering merasa cepat bosan atau mengantuk dalam pembelajaran. Aktivitas icebreaking juga meningkatkan ikatan antar siswa dan memberikan wawasan kepada guru tentang dinamika kelompok di kelas.

Di hari pertama, pada kegiatan awal, dilakukan aktivitas brainstorming mengenai konsep icebreaking dalam pembelajaran di kelas. Setelah itu, tim pengabdian kepada masyarakat memaparkan mengenai aktivitas-aktivitas icebreaking yang dapat diterapkan di kelas untuk seluruh mata pelajaran dengan memodifikasi dan menyesuaikan konten sesuai dengan silabus yang ada. Aktivitas icebreaking yang dipaparkan dan disimulasikan oleh seluruh guru adalah tebak angka, river-bank, cipta kata, yuk fokus!, siapakah aku?, susun lirik, susun angka, tangkap dan respon, dan cari teman. Semua aktivitas icebreaking tersebut ada yang dirancang dalam kelompok dan ada yang dibuat secara individu yang bertujuan untuk melatih kerja sama, diskusi dan gerakan motorik. Sebagai contoh untuk aktivitas tebak angka dirancang secara individu. Di depan kelas disediakan kotak yang di bagian atasnya di letakan 4 aqua gelas yang ditulis angka-angka dan dibagian dalam kotak diletakan 4 aqua gelas yang ditulis angka-angka. Setiap guru menyusun angka-angka yang di atas kotak sehingga sama dengan angka-angka yang ada di dalam kotak. Aktivitas ini mendorong mereka untuk berpikir dengan menebak angka yang ada di dalam kotak dan melatih gerak motorik tangan untuk mengeser aqua gelas ke kanan atau ke kiri atau sebaliknya.

Di hari kedua, tim pengabdian kepada masyarakat masih melanjutkan aktivitas icebreaking yang kedua.  Aktivitas icebreaking di hari kedua meliputi aktivitas jika-maka, tepuk tangan, sambung kata, kembangkan kalimat, berhitung dan building tower. Semua aktivitas icebreaking di hari kedua dirancang untuk kegiatan dalam kelompok. Salah satu contohnya adalah sambung kata. Para guru dibagi menjadi dua kelompok. Setiap kelompok berbaris. Di atas meja disediakan 1 kertas yang sudah ditulis satu kata untuk masing-masing kelompok. Setiap anggota dalam kelompok harus membuat satu kalimat dari satu kata yang diberikan. Kalimat yang dibuat harus mengandung sebuah makna. Kedua kelompok harus menyelesaikan untuk membuat sebuah kalimat tersebut dalam waktu 2 menit.

Di hari ketiga pelatihan yang dilakukan adalah pengembangan aktivitas icebreaking digital dengan menggunakan aplikasi Mentimeter. Satu hari sebelum pelaksanaan pelatihan, tim sudah menghubungi para guru untuk membawa laptop karena akan membuat aktivitas icebreaking digital.

Guru-guru merasakan bahwa pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mengembangkan aktivitas icebreaking meningkat. Mereka menerapkan aktivitas icebreaking di kelas mereka untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam belajar dan membangun kerja sama antar siswa serta interaksi guru dan siswa. Mereka mengatakan bahwa mereka sangat senang dengan pelatihan ini dan  menginginkan agar ada program yang berkelanjutan dan menambah waktu kegiatan pengabdian kepada masyarakat ke depannya.