Esaunggul.ac.id, Lembaga Bahasa dan Kebudayaan Universitas Esa Unggul menggelar acara International Language and Culture Festival 2019 yang mengangkat tema Unity in Diversity bertempat di Lobi Gedung Utama Universitas Esa Unggul, 4-6 November 2019. Sejumlah kegiatan digelar untuk memeriahkan acara ini di antaranya Workshop Color Therapy, Seminar tentang Language and Culture:Travel Teach Share,Fashion show, Dancing and Cosplay serta sejumlah penampilan dan hiburan.
Kepala Lembaga Bahasa dan Kebudayaan, Rosalina Nugraheni Wulan Purnami, S.Pd., M.Pd. mengatakan acara ini diselenggarakan untuk memperkenalkan aneka bahasa dan kebudayaan dari berbagai negara kepada seluruh mahasiswa, dosen, karyawan dan sivitas Universitas Esa Unggul.
Rosalina pun menambahkan para pembicara yang dihadirkan memiliki kompetensi dibidangnya seperti perwakilan dari LC Universitas Muhammadiyah Malang yang menggelar kuliah tamu dengan memperkenalkan konsep TAEP test (Test of Academic English Profieciency). Ini merupakan alat tes buatan Indonesia (UMM) yg sudah bersertifikat (TM sudah ada) dan sudah diakui dan dipakai oleh sejumlah negara di Eropa. Selain itu juga ada Yuta Otake yang memberikan seminar bahasa dan budaya. Yuta mengajarkan bagaimana cara menyapa orang di kota besar seperti di New York dan kota-kota lainya di Amerika.
“Jadi para peserta bisa mengetahui interaksi budaya di luar itu seperti apa, para peserta yang kebanyakan mahasiswa dapat mengambil manfaat dari materi-materi yang diberikan oleh pembicara, sehingga mahasiswa mampu melakukan diskusi intra budaya,” tuturnya.
Sementara itu, sejumlah penampilan yang dihadirkan tidak kalah menariknya. Rosalina mengatakan terdapat budaya yang diperkenalkan diantaranya pertama Budaya Thailand yang disampaikan dan ditampilkan oleh Ms. Vimolrak Thulstrup. “Penampilan pertama Budaya Thailand yang menampilkan tarian khas Negeri Gajah Putih oleh Ms. Vimolrak Thulstrup yang merupakan pendiri dari Chada Siam, Global Volunteer Network yg mensupport kegiatan kebudayaan Thailand, khususnya tarian, di seluruh dunia,” Ujarnya.
Selanjutnya dalam Festival ini juga terdapat penampilan dari Bentara Muda Jakarta, Rosalina melanjutkan Bentara Muda Jakarta merupakan anak unit dari Bentara Budaya Jakarta. Mereka menampilkan musikalitas puisi. Kemudian ada dari Korea yg menampilkan tari Kipas, dan terakhir adalah Cosplay yang merupakan bagian dari kebudayaan modern anak muda Jepang.
Rosalina berharap acara ini mampu memberikan pemahaman kepada para peserta tentang pentingnya budaya saling menghormati di tengah perbedaan baik dalam hal sosial, budaya, politik, dan agama. “Pesan untuk mahasiswa, mengenal bahasa dan budaya luar itu sangat perlu untuk menambah wawasan global. Akan tetapi mencintai bahasa dan budaya sendiri lebih penting karena kita tidak boleh melupakan jati diri, Utamakan bahasa Indonesia, Lestarikan bahasa daerah, kuasai bahasa asing,” tutupnya.