Esaunggul.ac.id, Jakarta Barat, Untuk mengatasi berbagai masalah penulisan baik akademik maupun Non akademik yang hadapi sejumlah kalangan akademisi maupun masyarakat umum, Universitas Esa Unggul lewat Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris menggelar seminar nasional yang mengambil tema “Teaching Critical and Creative Writing in the 21st Century.” Acara ini digelar di Ballroom Aula Kemala, Selasa (15/05/2018). Seminar Nasional ini dihadiri oleh sekitar 100 peserta dari berbagai profesi mulai dari kalangan mahasiswa, guru, dosen, siswa maupun umum.
Pembicara yang diundang dalam seminar ini ialah Dr. Setiono Sugiharto Pengajar, Peneliti, Praktisi dan Penulis The Jakarta Post. Dirinya menerangkan sejumlah kerangka penulisan yang baik sehingga para peserta mampu menulis sesuai kebutuhan seperti mengenali jenis-jenis artikel penulisan maupun menganalisis kesesuaian artikel penulisan.
Salah satu yang banyak dihadapi oleh para penulis akademisi ataupun umum dalam menyelasikan suatu karya penulisan yakni mereka banyak mengalami Writing Block. Dalam dunia kepenulisan Writing Block ialah keadaan di mana seorang penulis tidak dapat menuangkan segala idenya ke dalam tulisan. Pikiran menjadi buntu, otak terasa kaku, seolah ada yang menghalangi keluarnya gagasan.
“Kebanyakan musuh yang dihadapi dalam menyelesaikan karya penulisan ialah menghadapi Writing Block atau Pikiran kita tiba-tiba menjadi buntu dan kehilangan inspirasi dalam menulis. Tidak mengherankan orang yang menghadapi Writing Block ini membutuhkan istirahat sejenak atau Refreshing, namun jangan sampai Writing Block ini menguasai kita sehingga gagal untuk bergairah kembali dalam menulis,” tutur Sugiarto di Universitas Esa Unggul, Jakarta Barat beberapa waktu yang lalu.
Untuk mengatasi Writing Block yang sering terjadi, para penulis dapat melakukan beberapa hal seperti mencari waktu terbaik untuk menulis, menciptakan tempat menulis yang nyaman dan segarkan pikiran dan tubuh. Banyak orang menganggap Writing Block umumnya dialami oleh penulis-penulis yang baru akan mengyelesaikan karya, padahal penulis-penulis senior pun mengalami masalah Writing Block.
Dirinya pun mengungkapkan salah satu rahasia yang dapat dilakukan oleh para penulis dalam mengembangkan kualitas Creative dan Critical Writing yakni dengan banyak membaca. Membaca merupakan hal sederhana yang mampu meningkatkan kulitas seorang penulis mulai dari teknik Gramatical, pemilihan diksi hingga menentukan alur kepenulisan. Tidak mengherankan jika ingin menjadi penulis yang hebat maka harus menjadi pembaca yang hebat.
“Dalam buku The Power of Reading karya Stephen D. Krashen, jika ingin meningkatkan teknik kepenulisan maka harus pula banyak membaca. Karena di buku tersebut disebutkan Membaca berkontribusi pada kompetensi menulis , dari membaca gagasan muncul Grammar, kosa kata, ejaan bertambah dan melalui membaca kita dapat mengetahui Tipe retoris dari suatu teks (naratif, deskriptif, ekspositori, dan argumentatif) ,” terangnya.
Sugiarto pun berharap dari seminar yang diselenggarakan oleh Program Studi Bahasa Inggris ini para peserta dapat mengetahui teknik penulisan baik Critical Writing maupun Creative Writing. “Saya harap para peserta mampu meningkatkan kulitas kepenulisan lewat seminar yang saya sampaikan, ini juga harus menjadi momentum bagi para peserta untuk menelurkan karyanya yang bermanfaat bagi masyarakat,” tutupnya.