Poster International Lecture Share Episode 123 yang diselenggarakan ASEAN Lecture Community (ALC)

Esaunggul.ac.id, ASEAN Lecture Community (ALC) menyelenggarakan International Lecture Share Series Episode 123 dengan Tema Educational Quality Improvement Through Teachers’ Social Competence in the New Normal Era

Diselengarakan secara daring pada hari Rabu, 15 Desember 2021. Webinar ini menghadirkan Assoc.Prof. T. Syahrul Reza (Founder-CEO ASEAN Lecturer Community), Asmah Womaeng, Ph.D (Cd) (Sasnasuksa school Acadenic, Thailand), Alberth Supriyanto Manurung (Universitas Esa Unggul, Indonesia) dan Asmayawati, M.Pd (STKIP Situs Banten, Indonesia) melalui Zoom dan Yotube. Webinar dipandu oleh Nabila Haza. S.IKom Team ASEAN Lecturer Community, 

Moderator memperkenalkan bahwa Educational Quality Improvement Through Teachers’ Social Competence in the New Normal Era dengan kondisi pandemi COVID-19 saat ini yang masih ada menuntut kita semua bekerja dari rumah, belajar di rumah, dan tinggal di rumah telah membuka ruang publik untuk meningkatkan kualitas pendidikan. 

Mitra sasaran yaitu dosen, guru dan mahasiswa dari seluruh negara yang ada di Asia Tenggara (ASEAN) menyambut baik kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat. Dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat ini semua pembicara menyampaikan pandangan masing-masing sesuai dengan tema Educational Quality Improvement Through Teachers’ Social Competence in the New Normal Era

Pemateri Alberth Supriyanto Manurung, S.Si, M.Pd sebagai pembicara kedua menyampaikan sub tema Peningkatan Mutu Pendidikan, menurut Alberth Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia pada hakekatnya adalah akumulasi dari penyebab rendahnya mutu pendidikan di sekolah. 

“Banyak hal yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan kita. Kita dapat memperhatikan sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap, sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya belum lagi kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat,” Ucap Alberth.

Dokumentasi Kegiatan

Alberth menambahkan, “Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia disamping mahalnya biaya pendidikan ikut andil mempegaruhi kualitas pendidikan. Dari semua masalah yang ada perlu kita mencari cara meningkatkan mutu pendidikan salah satunya adalah menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan dengan proses. Dalam proses pendidikan akan jauh lebih baik jika kita memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang baik. Hal-hal itu jugalah yang kurang jika kita lihat pendidikan di Indonesia.Kita kurang mempertimbangkan prosesnya, hanya bagaimana dapat meraih standar hasil  yang telah disepakati dan apabila dikaitkan dengan dunia pendidikan, maka suatu program pendidikan yang efisien cenderung ditandai dengan pola penyebaran dan pendayagunaan sumber-sumber pendidikan yang sudah ditata secara efisien.”

Program pendidikan yang efisien adalah program yang mampu menciptakan keseimbangan antara penyediaan dankebutuhan akan sumber-sumber pendidikan sehingga upaya pencapaian tujuan tidak mengalami hambatan. Pada akhir materi alberth menyarankan kepada Dosen, Guru dan Mahasiswa hendaknya lebih mempertimbangkan masukan dari Kegiatan Educational Quality Improvement Through Teachers’ Social Competence in the New Normal Era.